BULETIN FAKULTAS SYARI'AH IAIRM NGABAR PONOROGO EDISI MEI 2023

Kritik yang Berujung Intimidasi

Cukup prihatin terhadap negara kita tercinta,
Indonesia. Katanya negara demokrasi, tapi
justru anti kritik. Itu menjadi salah satu alasan
mengapa warga Indonesia lebih memilih
untuk diam atau cari aman ketimbang
mengambil resiko menghadapi para
pecundang negara yang, merasa paling
tersakiti ketika dikritik, padahal kenyataannya
justru merekalah yang menyakiti. Memang
tidak semuanya, tapi sebagian besar
memanglah seperti itu.

Ada banyak bukti bahwa para pengkritik akan
berujung mendapat perlakuan intimidasi,
yang seharusnya kritik tersebut dijadikan
introspeksi bukan malah mengintimidasi
apalagi sampai lapor polisi. Salah satu contoh
kasus yang sedang viral akhir-akhir ini, yaitu
seorang anak muda bernama Bima Yudho
Saputro. Bima dilaporkan bahkan diancam
atas kritikannya kepada Pemerintah Provinsi
Lampung yang menurutnya tidak
memperhatikan segi infrastruktur, sistem
pendidikan, dan memiliki tata kelola yang
lemah. Lebih parahnya lagi, orang tuanya
sempat mendapatkan intimidasi dan hinaan
hingga disebut tidak mampu mendidik anak
oleh para pejabat daerah tersebut. Terdengar
lucu memang, padahal demikianlah kenyataan
yang terjadi di lapangan. Setiap Warga
Negara Indonesia memiliki hak konstitusional
atas perbaikan infrastruktur, namun fakta
tersebut tampaknya tidak atau mungkin masih
belum berlaku di daerah Lampung. Sampai
saat ini, tercatat video yang diunggah oleh
Bima telah ditonton lebih dari 17 juta kali.

Edisi Mei 2023
Seperti yang dikatakan Bapak Proklamator kita, Ir.
Sukarno, “Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan ku
guncangkan dunia”, bahkan hanya seorang anak muda
seperti Bima saja mampu membangunkan para
pejabat daerah yang pura-pura tidur dan seakan buta
melihat daerah tanggung jawabnya sendiri yang
sedang tidak baik-baik saja. Anak-anak muda seperti
kita hanya membutuhkan kesadaran dan keberanian
agar mampu menciptakan tindakan nyata untuk negeri
tercinta. Kalau bukan kita sebagai anak muda yang
bergerak untuk bertindak, lantas kepada siapa lagi
masyarakat Indonesia berharap?

(ditulis oleh Yeni Lestari, Mahasisiwi Semester 4
Prodi HKI, dengan pengubahan seperlunya)

JUSTISI : Buletin Fakultas Syari’ah IAIRM Edisi Mei 2023

SELENGKAPNYA BISA DI UNDUH LINK TAUTAN DI BAWAH>>>

Buletin Dema-F Mei (1)